Minggu, 10 November 2019

Dita Cucu Kartika: Menjadikan PKK Bukan Hanya Sekadar Nama tapi Inspirasi bagi Warga Jakarta

Saya dan Ibu Dita berfoto di depan Kantor Kelurahan Petojo Selatan, Jakarta Pusat (Dokumentasi Rachmah Dewi)


"Perjalanan manusia ketika ia hidup di dunia sangatlah singkat, untuk itu pergunakanlah usia kita untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Jangan pernah kita menghabiskan sisa usia kita di dunia ini dengan melakukan hal-hal yang negatif dan merugikan orang lain, percayalah apabila kita senantiasa berbuat baik, berkata baik, dan berprasangka baik, kebaikan-kebaikan pun akan datang untuk kita."

Saya merupakan orang yang sangat percaya bahwa rezeki yang Tuhan berikan kepada Hamba-Nya bukan hanya berbentuk materi, tapi juga kesehatan, kesempatan, kemudahan, dipertemukan dengan orang baik dan lingkungan yang baik itu juga merupakan bagian dari rezeki. Bahagia sekali rasanya bagi saya, karena pada hari Kamis (07/11/2019) saya berkesempatan untuk mewawancarai salah satu tokoh wanita inspiratif yang di mana beliau juga merupakan salah satu nominator dari 21 Nominator dalam “Ibu Ibukota Awards 2019.”

Sebelum saya menuliskan cerita dari tokoh yang sudah saya wawancarai tadi, saya ingin mengulas Sekilas tentang “Ibu Ibukota Awards 2019” ini adalah penghargaan yang diberikan bagi seluruh perempuan penggerak yang menghadirkan sisi lain dari kota Jakarta dan menghadirkan suasana lingkungan sekitar yang humanis dan harmonis. Ibu Ibukota adalah perempuan yang menjaga Marwah kota Jakarta. 

Walaupun yang dikerjakan mereka terlihat sederhana, tapi sosok perempuan memegang peranan penting sebagai roda penggerak di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.  Mereka melakukan hal-hal kecil dengan teliti dan berkelanjutan untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menciptakan lingkungan yang harmonis, tempat ideal bagi anggota keluarga dan masyarakat lainnya.

Ramah, bersahaja, dan cerdas, adalah sifat yang pertama kali saya sematkan kepada Ibu Dita Cucu Kartika, yang menjadi narasumber saya hari ini. Ibu Dita---demikian biasa beliau disapa, saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).

Saya mewawancarai beliau langsung di kantornya pada Kamis siang. Saat saya tiba di Kantor Kelurahan pada pukul 10 pagi, Ibu Dita sedang bertugas untuk memonitoring di RPTRA Tanah Abang 3. Menunggu sekitar 15 menit tidak masalah bagi saya, karena saya memang ingin sekali untuk menggali wawasan dan inspirasi lebih banyak dari beliau.

Saya bersama Ibu Dita di ruang PKK, tempat beliau dan tim PKK bekerja (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Di usianya yang terbilang muda, yakni 32 tahun, Ibu Dita yang telah dikaruniai dua orang putra ini, sudah menorehkan prestasi di kancah Nasional maupun Internasional sebagai seorang atlet Kempo. Kempo merupakan salah satu seni beladiri yang berasal dari Jepang. Olahraga Kempo itu sendiri juga memiliki manfaat yakni sebagai pelatihan dan pertahanan diri, pelatihan mental, serta meningkatkan kesehatan. Ibu Dita sudah menyukai olahraga Kempo sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), di mana saat itu beliau mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Kempo di sekolahnya.

Menurut beliau, olahraga Kempo menjadikan dirinya lebih disiplin dan juga dirinya memiliki mental yang lebih kuat dalam mengarungi kehidupannya sehari-hari. Ibu Dita meraih medali emas tingkat Internasional pada Kejuaraan Kempo tahun 2009 di Pulau Bali, Indonesia. Kemudian pada tahun 2012 beliau juga mengikuti PON (Pekan Olahraga Nasional) yang saat itu diselenggarakan di Jawa Barat pada bulan September 2016 dan mendapat medali emas dalam ajang tersebut dan setelahnya, beliau mendapat kepercayaan sebagai pelatih untuk olahraga Kempo.

Lebih lanjut beliau berkata bahwa, sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Kelurahan Petojo Selatan, Ibu Dita juga sudah banyak melakukan kegiatan yang menurut saya adalah kegiatan yang sangat inspiratif sekali. Ibu Dita yang telah menjabat sebagai Ketua TP PKK sejak Januari 2017 ini, mencanangkan program-program kerja yang dinamakan “10 Program Pokok PKK” yang di mana 10 program ini dimasukkan ke dalam Kelompok Kerja (POKJA), di mana dalam setiap POKJA itu membawahi program-program kerja yang telah disusun oleh Ibu Dita beserta timnya.


Deretan Piala dan Penghargaan di Ruang PKK (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Program kerja tersebut ada kegiatan Pengajian, kegiatan menanam tanaman hidroponik kemudian untuk kegiatan bidang pendidikan mereka juga bekerja sama dengan Sekolah-sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di sekitar, kemudian untuk kegiatan bagi orang yang ingin berwirausaha, mereka memfasilitasi sarana dan prasarananya dengan bantuan berupa dana juga dari Kelurahan, contohnya dari PKK di Kelurahan Petojo Selatan pernah pula membuat kerajinan tangan dari manik-manik, payet, dan lain sebagainya.


Kemudian pernah juga bekerjasama dengan Bogasari untuk mengembangkan keahlian memasak bagi warga di sekitar, serta kegiatan pengolahan tanaman-tanaman yang ada di RPTRA (Rumah Publik Terpadu Ramah Anak) Tanah Abang 3 yang di mana pengolahan tanaman hidroponik seperti bayam dan kangkung serta pengolahan ikan Nila dan Ikan Lele, di mana ikan lele ini dijadikan nugget lele untuk dijadikan bahan makanan tambahan yang diberikan untuk Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Selain itu, Ibu Dita juga berkata bahwa setiap hari Jumat, beliau beserta tim melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.

Ibu Dita pun juga rajin untuk memonitoring RPTRA (Rumah Publik Terpadu Ramah Anak) Tanah Abang 3. Bahagianya sekali saya juga bisa diajak berkunjung dan berkeliling ke RPTRA Tanah Abang 3 setelah saya berbincang-bincang di dalam kantor Kelurahan Petojo Selatan. Di RPTRA tersebut saya melihat langsung tanaman hidroponik serta kolam ikan nila dan ikan lele yang telah diceritakan Ibu Dita kepada saya, RPTRA Tanah Abang 3 terlihat sejuk, asri, dan semua serba tertata dengan rapi.


Tanaman hidroponik yang ditanam di sekitar RPTRA Tanah Abang 3 (Dokuementasi Pribadi)


Dokumentasi Rachmah Dewi

Dokumentasi Rachmah Dewi

Suasana di RPTRA Tanah Abang 3 Jakarta Pusat (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Saya melihat-lihat ke ruangan-ruangan yang ada di RPTRA tersebut. Saya masuk ke dalam ruang serbaguna, ruang perpustakaan, ruang Grossmart, dan ruang pengelola. Bu Dita berkata bahwa, beberapa koleksi buku-buku yang tersimpan di perpustakaan RPTRA berasal dari donasi yang diberikan oleh masyarakat umum. Saya melihat-lihat juga ke ruang serbagunanya, nampak bersih dan tertata rapi. Foto Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan dan foto Walikota Jakarta Pusat, Bapak Bayu Meghantara, M.SI pun juga tertata dengan rapi di dinding.
Dokumentasi Rachmah Dewi
Tampak depan ruang perpustakaan RPTRA Tanah Abang 3 (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Suasana di dalam ruang perpustakaan RPTRA Tanah Abang 3 (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Sesudah melihat-lihat ruangan serbaguna dan ruang perpustakaan, saya masuk dan melihat-lihat ruang Grossmart. Di sana tersimpan berbagai kerajinan tangan yang dibuat oleh para warga. Bagus, unik, dan menarik kesan itulah yang saya dapatkan ketika melihat hasil kerajinan tangan tersebut. Foto terlampir di bawah ini:


Kerajinan tangan di dalam ruang Grossmart (Dokumentasi Rachmah Dewi)

Tampak depan ruang Grossmart (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Saya dan Ibu Dita berfoto di RPTRA Tanah Abang 3 (Dokumentasi Rachmah Dewi)

Berfoto bersama dengan pengelola RPTRA di dalam ruang serbaguna (Dokumentasi Rachmah Dewi)

***

Sudah selayaknya dan sepatutnya bagi generasi muda untuk memberikan kontribusi dan prestasi bagi kemajuan negeri. Hal itulah yang menjadi mindset bagi Ibu Dita. Di usianya yang masih muda seperti sekarang ini, Ibu Dita mampu untuk tak hanya menjalankan peran dengan baik sebagai istri dan ibu dari dua orang putra, tapi juga mampu untuk memberikan prestasi baik dalam kancah Nasional maupun Internasional, serta menjadikan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bukan hanya sekadar nama. 

Beliau ingin kegiatan yang dilakukan oleh Tim PKK Tak hanya diperuntukkan bagi kaum Ibu saja, tapi juga untuk kaum muda. Karena Ibu Dita percaya, di tangan kaum mudalah sebuah perubahan itu akan bangkit, di tangan kaum muda yang aktif, inovatif, serta memiliki akhlak dan budi pekerti yang unggul, Indonesia bisa menjadi Indonesia Emas, Indonesia Sejahtera, dan Indonesia Adidaya.

Menurut penuturan Ibu Dita, banyak sekali kegiatan dari tim PKK di Petojo Selatan yang melibatkan anak-anak muda di sekitar, contohnya adalah Gambang Kromong, karena kebetulan dari Kelurahan Petojo Selatan mempunyai alat musik Gambang Kromong tersebut yang dihibahkan dari Rukun Warga (RW) di sekitar. “Karena dengan melestarikan untuk bermain alat musik ini, itu sama artinya dengan ikut melestarikan kebudayaan Betawi.” Ujar Beliau.

Kemudian para remaja di sekitar Kelurahan Petojo Selatan, menurut Ibu Dita juga turut aktif membantu program pendataan untuk Carik Jakarta. Carik Jakarta merupakan aplikasi yang diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan pada bulan Juli 2019. Di mana aplikasi ini dapat dimanfaatkan secara digital melalui ponsel pintar yang menjadi pusat data unit keluarga dan rumah yang dilakukan oleh penggerak PKK di seluruh wilayah Jakarta.

Sebelum menutup perbincangan dengan Saya, Ibu Dita juga turut menyampaikan harapan untuk Kota DKI Jakarta ke depannnya. “Semoga kota Jakarta dapat semakin maju lagi dari segi pembangunan dan dari segi revolusi mental bagi warga Jakarta. Semoga warga Jakarta juga bisa mempunyai karakter yang unggul, karakter yang unggul memang perlu dimiliki dan perlu dibangun bagi seluruh warga DKI Jakarta.” Ujar Beliau.

Ya, saya pun setuju dengan yang Ibu Dita katakan, karena kunci sukses seseorang bukan hanya terletak dari seberapa pintar dia dalam intelektual (ilmu akademik) yang dia peroleh di bangku sekolah ataupun bangku kuliah, tapi seseorang yang sukses adalah seseorang yang mempunyai kecerdasan secara intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual itulah adalah bagian dari karakter.

Sekian tulisan dari saya, semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Ikuti cerita #AksiHidupBaik lainnya di akun Youtube dan Instagram @ibu.ibukota

“Selagi muda mari perbanyak karya, selagi muda mari perbanyak aksi positif yang nyata.”

Salam hangat,


Rachmah Dewi



Senin, 19 Agustus 2019

Yang Terindah Belum Tentu yang Terbaik

Di bawah langit senja kota Metropolitan

Kadang kehidupan tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Semesta selalu saja menghadirkan apa yang tidak bisa dibaca oleh logika.

Seperti bertemu denganmu adalah hal yang tidak bisa aku hindari karena Allah lah yang telah mempertemukan kita.

Siang malam tak putus ku melangitkan namamu. Bercerita pada Tuhanku seberapa besar keinginanku untuk menyempurnakan separuh agamaku.

Sudah tidak terhitung, berapa kali dan berapa banyak derasnya air mata ini tumpah akan keinginanku untuk bersatu denganmu.

Seberapa keras aku berusaha, tetap pada akhirnya semua keputusan kembali pada takdir-Nya.

Seberapa keras aku berjuang, jika garisan takdir tidak menuliskan nama kita untuk bersatu dalam sebuah ikatan, maka tentu tidak akan bisa bersama.

Terima kasih, pernah memberi kebahagiaan untuk ku walau hanya sesaat.

Terima kasih ya Allah pernah mempertemukan ku dengan orang sebaik dirimu.

Aku sadar, yang terindah belum tentu yang terbaik. Tapi yang terbaik, sudah pasti akan jadi yang terindah.

Aku mohon izin untuk pamit, aku mohon izin untuk tidak lagi memikirkanmu.

Aku, mohon izin untuk mengucap "aku patah hati karenamu"

Jakarta, 19 Agustus 2019

-Dew-


Jumat, 12 Juli 2019

Umrah Impian Dambaan Semua Insan, bersama “Ahsanta Tours and Travel” Mari Kita Wujudkan!


Umrah Impian Dambaan Semua Insan, bersama “Ahsanta Tours and Travel” Mari Kita Wujudkan!

Dokumentasi: Rachmah Dewi
Ya Allah, Ya Rabb… mampukan kami untuk selalu berkunjung ke Tanah Suci-Mu, karena kami yakin Engkau akan memampukan orang yang Engkau undang, bukan mengundang orang yang mampu.”

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabaraktuh…

Berbicara tentang Tanah Suci Mekkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah memang tidak akan pernah ada habisnya. Setiap sudut kota Mekkah dan Madinah sangat indah untuk diceritakan. 

Setiap rangkaian ibadah Umrah dan Haji yang pernah kita lakukan seakan membuat kita selalu rindu Tanah Suci. Ingin rasanya berlama-lama di sana, bahkan seseorang yang baru pulang dari Umrah dan/atau Haji dari Tanah Suci, akan merasa seperti patah hati ditinggal kekasihnya karena merasakan rindu yang menusuk sanubari terdalam kepada Tanah Suci Mekkah dan Madinah.


Masjidil Haram, Dokumentasi oleh Rachmah Dewi 



Makin ke sini saya makin memahami, bahwa seseorang bisa melaksanakan ibadah Haji maupun Umrah, bukan semata-mata karena mereka orang yang punya banyak harta saja, yang punya uang bermilyar-milyar di tabungannya. Tapi, seseorang yang bisa menunaikan ibadah Umrah dan Haji, lantaran Allah Ta’ala yang memampukan, Dialah Dzat yang Maha Segalanya. Buktinya, banyak sekali orang yang secara hitungan manusia, hartanya belum cukup untuk berangkat, kondisinya sedang sakit, ataupun sudah merasa tua, namun nyatanya banyak dijumpai di Tanah Suci orang-orang dari kalangan kurang mampu baik dari segi harta maupun fisik yang menunaikan ibadah Umrah dan Haji yang secara logika manusia, tidak mungkin bisa berangkat ke sana. 

Masjid Nabawi Madinah (Dokumentasi Rachmah Dewi)
Namun Maha Kuasa Allah, yang telah memampukan siapapun yang diundang-Nya menuju Tanah Suci. Tugas kita hanya yakin dan percaya pada Allah SWT bahwa jika ada niat pasti akan ada jalan, jika keinginan mengunjungi Tanah Suci sudah sedekat urat nadi, maka pasti akan ada rezeki yang tak terduga datangnya dari Ilahi.

Berbicara mengenai Umrah Impian, semua umat islam jelas sangat mendamba pergi Umrah. Tidak akan ada yang menolak mengunjungi dua kota suci dambaan seluruh umat islam dari berbagai penjuru dunia itu, yakni kota Mekkah dan kota Madinah. Walaupun seseorang sudah pernah beribadah Umrah maka seseorang pasti akan rindu untuk kembali lagi ke sana. Siapa yang tidak rindu berdoa berlama-lama di dalam Masjid Nabawi yang di dalamnya terdapat Raudhah serta makam manusia paling mulia yakni Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam beserta dua sahabatnya yaitu, Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A dan Umar Bin Khattab R.A? 

Kemudian, siapa yang tidak merindu bertawwaf (mengelilingi Ka’bah), melakukan Sa’I antara bukit Shafa dan Marwah, berdoa di depan multazam yang menjadi salah satu tempat mustajab berdoa di Tanah Suci Mekkah, serta mengunjungi tempat-tempat bersejarah lainnya di dua kota suci tersebut. Semoga teman-teman pembaca artikel ini yang belum pernah mengunjungi Tanah Suci Mekkah untuk Umrah dan Haji segera Allah Ta’ala panggil untuk memenuhi undangan dari-Nya.

Mendengar kata “Umrah Impian” apa yang terbersit di benak kalian? Apakah itu seperti:

1. Umrah bersama Orangtua
2. Umrah bersama pasangan halal (Istri/Suami)
3. Umrah bersama keluarga (Ayah, ibu, kakak, adik, paman, bibi, keponakan, kakek, nenek, dan sebagainya)
4. Umrah didampingi oleh Tour Leader dan Muthawwif yang ramah, santun berpengalaman, supel, sabar serta tanggung jawab
5. Umrah bersama travel yang aman, nyaman, terpercaya serta biaya yang terjangkau

Saya rasa kelima hal di atas adalah faktor-faktor yang turut berpengaruh dalam menjadi “Umrah Impian.” Siapa yang tidak mau berumrah bersama orangtua, keluarga, bahkan dengan pasangan? Semua tentu mau. Karena akan lebih terasa maknanya apabila pergi ke Tanah Suci dengan orang-orang yang kita cintai dan sayangi.

Umrah yang nyaman menurut saya juga berpengaruh dari Tour Leader (Pemandu Wisata) saat kita pergi Umrah. Karena apa? Karena kita akan menghabiskan waktu sepanjang rangkaian pergi Umrah dengan didampingi oleh Tour Leader. Kita pasti mendamba untuk didampingi dalam perjalanan Umrah kita oleh seorang Tour Leader yang ramah, santun, sabar, serta berpengalaman. 

Biasanya seorang Tour Leader menemani kita dimulai ketika kita berangkat dari Indonesia sampai kita kembali lagi ke Indonesia. Namun, ketika di Tanah Suci sana, tak hanya seorang Tour Leader yang akan mendampingi kita, namun kita (para jamaah) akan didampingi juga oleh seorang Muthawwif (Muthawwif itu pembimbing Umrah) yang akan menemani dan membimbing rangkaian umrah kita selama di Tanah Suci.

Sekilas ingin bercerita tentang profesi Mutahwwif. Saya punya teman seorang Muthawwif, dia sudah 3 tahun bermukim di Arab Saudi sampai sekarang pun dia masih bermukim di sana. Namanya Martua Mahadi Harahap, dia biasa disapa dengan panggilan Ustadz Ucok. Ustadz Ucok pernah berkata pada saya bahwa syarat-syarat menjadi seorang Muthawwif itu, di antaranya: mempersiapkan mental dengan baik, persiapkan waktu luang untuk memahami medan (kota Mekkah dan kota Madinah), pelajari bahasa arab, dan senantiasa ramah pada semua orang.

Lalu, bagi saya yang dinamakan Umrah impian itu adalah umrah bersama travel yang aman dan nyaman. Siapa juga yang tidak mau pergi Umrah bersama travel yang aman, nyaman, terpercaya, dan dengan harga terjangkau? Semua orang pun pasti mau. Untuk urusan travel Umrah ini, saya tertarik dengan salah satu Travel Umrah yang bernama PT Ahsanta Tour and Travel. Setelah saya kumpulkan informasinya di sosial media.
Saya  tertarik dengan travel ini karena dia punya sosial media yang selalu update dengan nuansa pink yang menggambarkan kesan ceria dan penuh kekeluargaan sehingga. membuat diriku penasaran scroll instagram.


Saya merasa yakin dengan legalitas PT. Ahsanta Tours & Travel karena mereka mempunyai SK sebagai berikut:
  • SK Menteri Kehakiman dan HAM No: C-09317 HT.01.01.TH.2003
  • Izin Usaha Kepariwisataan (BPW) No. 556.5.1/154/2003
  • TDP No: 30,03,1,63,0460SIUP Jasa Biro Perjalanan No: 0174/30-03/PK/V/2003
  • SIUP Perdagangan Barang No. 503.1/0744/30/PK/VII/2007
  • SK Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah No. 620 Tahun 2016
  • SK Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah tentang Izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus No. D/445/2014
  • Anggota AMPHURI dengan Nomor 08
Dari sini kalian juga merasa yakin dengan legalitas travel umroh PT. Ahsanta Tours & Travel nya seperti saya kan?
Berbeda dengan travel umroh lain yang jarang update website dan social media, PT. Ahsanta Tours & Travel ini terbilang selalu update mengenai informasi keberangkatan umroh. Jadi kalian pasti menemukan info terupdate soal keberangkatan umroh, haji dan halal tour beserta biayanya yang disesuaikan dengan kemampuan kalian.


Sumber gambar: https://www.manyasahilmu.com




Kalian yang ingin mewujudkan umroh bersama pasangan halal? Pasti mau banget dong yaaa! Nah, jangan khawatir, PT. Ahsanta Tours & Travel juga menyediakan tabungan umrah. Jadi maksimal 3 tahun menabung kalian sudah bisa umroh bersama pasangan halal kalian maupun dengan keluarga kalian. DP nya juga mulai dari 1 juta sampai 2 juta saja, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kalian. Kalian sudah dijamin menginap di hotel minimal hotel bintang 3. Gimana gimana? gak ada alasan lagi untuk gak berangkat ke Tanah Suci, kan?
Salah satu laman di website Ahsanta Tours and Travel


Kalian bisa lihat website dan instagram nya mereka untuk mengetahui serta merencanakan paket umroh apa yang sesuai untuk kalian. 

Instagram Ahsanta Tours and Travel

Umrah Impian Dambaan Semua Insan, bersama “Ahsanta Tours and Travel” Mari Kita Wujudkan!



Rabu, 27 Maret 2019

Dengan Sedekah Dapat Membeli Semua Keinginanmu! #JanganTakutBerbagi



Dengan Sedekah Dapat Membeli Semua Keinginanmu! #JanganTakutBerbagi

Sumber gambar: https://www.webstagram.one/tag/jumatuntuksemua

“Tidak Akan Ada Matinya” Inilah sebuah ungkapan yang tepat untuk salah satu amalan yang bernama sedekah. Kita bisa mendengar, melihat, dan merasakan bahwa amalan yang bernama sedekah ini memang sangat dahsyat keutamaannya. Sedekah, mempunyai berbagai macam fadhilah (keutamaan), di antaranya: mempermudah rezeki, memperpanjang umur, menumbuhkan rasa kasih dan sayang di antara sesama manusia, menghindarkan dari bala dan musibah, menambah keberkahan dari harta yang kita punya, mengatasi segala macam kesulitan hidup, dan “membeli” semua keinginan kita. MasyaAllah!

Dalam artikel kali ini, yang di mana artikel ini juga saya ikutkan dalam blog competition dari Dompet Dhuafa, saya akan bercerita tentang pengalaman saya pribadi, pengalaman yang saya dapatkan dari bersedekah atau berbagai kepada sesama. Bukan bermaksud riya' (ingin dipuji) dan sombong, tapi murni dari dalam lubuk hati saya yang paling dalam, bahwa saya menceritakan pengalaman saya ini, agar teman-teman pembaca semua bisa termotivasi untuk terus berbagi atau besedekah.

Banyak sekali yang mungkin bertanya, “benarkah dari bersedekah akan mendatangkan banyak keajaiban?” saya akan bilang “Iya, Benar!” Sedekah itu juga merupakan salah satu amalan yang utama di dalam islam dan Allah Subhanahu Wata’ala sangat mencintai orang-orang yang gemar bersedekah atau berbagi. Intinya, sedekah dapat mengundang cinta dan keberkahan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Nah, kalau sudah mendapat cinta dari Allah Subhanahu Wata’ala, mudah bukan bagi-Nya untuk memberi apa-apa yang kita minta? Mudah bukan bagi-Nya untuk memberi apa-apa yang kita inginkan?

Pengalaman saya yang sangat nyata saya rasakan adalah, pertama, di tahun 2017 tepatnya bulan November, saya mendapat sebuah penghargaan bergengsi tingkat Nasional, yaitu menjadi juara ke-2 dalam Ajang Penganugerahan Jurnalistik di Kantor Gubernur DKI Jakarta. Saya memang ingin sekali mendapatkan penghargaan dari hasil tulisan yang saya buat, karena saya ingin semakin banyak orang yang membaca tulisan saya. Tahun-tahun sebelumnya, saya tidak pernah mendapat penghargaan seperti ini, tapi di tahun 2017 ini saya pertama kalinya mendapat penghargaan yang luar biasa membuat hati saya bahagia dan kedua orangtua saya bangga. Bagaimana tidak membuat saya bahagia sekaligus terharu? karena pada saat itu, dari 600 artikel peserta yang terpilih hanya 100 orang, dan dari 100 orang disaring lagi hingga menjadi 30 orang nominator (termasuk saya). Jujur saja, kompetitor-kompetitor saya adalah para jurnalis dari media massa, media cetak, maupun media online kenamaan Indonesia.
Plakat dan Sertifikat yang saya dapatkan pada saat Penganugerahan Jurnalistik, September 2017. Alhamdulillah! 


September 2017 kerika saya menjadi juara ke-2 dalam Ajang Penganugerahan Jurnalistik di Kantor Gubernur DKI Jakarta

Saya yakin, di samping kualitas tulisan saya yang menurut para juri layak untuk menjadi juara ke-2 dalam ajang tersebut, tapi ada faktor lain yang mengantarkan saya untuk bisa memenangkan penghargaan di ajang bergengsi tersebut, yakni faktor dari sedekah yang saya berikan. Sebelumnya, saya pernah sedekah berupa baju-baju dan hijab-hijab saya yang masih sangat layak pakai yang saya kirimkan ke sebuah pondok pesantren dan anak-anak yatim piatu di kota Bandung. Kumpulan baju dan hijab milik saya pribadi tersebut jumlahnya cukup banyak sehingga saya harus pakai kardus besar untuk packing pengirimannya tersebut. Sekali lagi. Tidak bermaksud untuk riya' (ingin dipuji) atau sombong, tapi saya yakin bahwa dari sedekah itu yang mengantarkan saya untuk menjadi juara, mendapatkan penghargaan yang tidak pernah saya sangka sebelumnya. Biaya pengiriman ke kota Bandung sebesar 100.000 (seingat saya) dan MasyaAllah, Sungguh Allah Subhanahu Wata’ala Maha Baik, Maha Kaya, dan Maha Segalanya, saya mendapat hadiah dari ajang penganugerahan Jurnalistik sebesar 20x lipat dari harga ongkos kirim barang saya ke kota Bandung itu


Lalu, pengalaman yang kedua, adalah ketika saya mendapat rezeki yang tidak disangka-sangka kembali yakni pada saat saya bisa pergi ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah untuk beribadah Umrah pada tahun 2018 di bulan November. Sudah lama saya mempunyai keinginan untuk menunaikan ibadah Umrah. Karena saat itu uang tabungan saya belum cukup, maka saya hanya bisa berdoa sembari berafirmasi dalam diri saya sendiri “Bismillah, bisa berangkat Umrah!” Kerinduan saya akan Tanah Suci hanya bisa saya salurkan dengan seringnya saya melihat foto-foto Kakbah, Masjidil Haram, Masjid Nabawi sembari minta didoakan juga oleh teman-teman saya yang mendapat kesempatan untuk pergi Umrah terlebih dahulu.

Saya selalu minta disisipkan doa pada teman-teman saya yang sedang Umrah, “Tolong doakan saya ya di tempat-tempat mustajab di Tanah Suci supaya saya segera dapat “undangan” juga dari Allah Subhanahu Wata’ala untuk pergi ke sana juga." Lalu, saya selalu ingat kata-kata ini, “Sedekah dapat membeli semua keinginan kita.” Maka dari itu, saya berusaha sebisa dan semampu saya untuk bersedekah mengharap ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Begitu banyak sedekah yang saya lakukan mulai dari memberikan minuman dan makanan gratis pada pengemudi ojek online (saat itu pada bulan Ramadan tahun 2018, hampir setiap hari saya memberikan makanan dan minuman berbuka puasa untuk para pengemudi), menyumbang buku dan uang untuk teman-teman di Lombok yang saat itu sedang dilanda bencana, sampai setiap ada yang yang membutuhkan bantuan di twitter atau media sosial yang lain, sebisa mungkin saya bantu dengan uang saya sendiri. Karena saya yakin, dengan bersedekah tidak akan membuat kita jatuh miskin, justru akan membuat harta kita semakin bertambah dan semakin diberkahi oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Alhamdulillah mungkin karena doa-doa saya serta sedekah yang telah saya berikan menjadi penolong saya, maka saya bisa berangkat umrah pada bulan November 2018 dengan tidak membayar uang sepeser pun alias gratis. Saya diberangkatkan Umrah oleh kakak saya. Alhamdulillah kakak saya punya kelebihan rezeki, sehingga saya, ibu, bapak, dan tante (kakak dari ibu saya) bisa diberangkatkan umrah bersama-sama. Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang Kamu Dustakan? (QS. Ar-Rahman: 13)

Foto sewaktu saya di Madinah, saat menunaikan Ibadah Umrah
Alhamdulillah keinginan saya ke Tanah Suci bisa terwujud di tahun 2018
MasyaAllah, begitu indah kota Mekkah ini
Jadi benar-benar sungguh luar biasa bukan dahsyatnya keutamaan bersedekah? Masih ada yang ragu untuk bersedekah? #JanganTakutBerbagi! Sebelum saya menutup artikel ini, saya ingin berbagi sedikit dari buku tentang sedekah yang berjudul “Sedekah Super Stories” karya Muhammad Assad yang pernah saya baca tentang, “Angka sedekah yang ideal, berapa?”

Tidak ada angka yang pasti untuk bersedekah, lain halnya dengan zakat yang angkanya sudah ditetapkan menurut syariat islam. Namun, seperti yang sudah dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala menyuruh Hamba-Nya untuk bersedekah dari sebagian harta yang telah diberikan. Kita bisa memaknainya dengan sebagian kecil, sebagian sedang, atau sebagian besar. Setiap kali seseorang akan bersedekah, memang “kutub setan” dan “kutub malaikat” akan saling tarik-menarik, seringkali ketika seseorang ingin sedekah dalam jumlah besar, “kutub setan” akan membisikinya, “Tidak usah sedekah banyak-banyak, nanti kamu tidak bisa belanja ataupun makan, lho!”

Tapi balik lagi ke dalam diri masing-masing, yakinkah kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan keutamaan yang sangat besar di balik sedekah? Keyakinan dan kecintaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala diuji dari seberapa besar sedekah yang dilakukan, sungguh Allah Subhanahu Wata’ala adalah Sang Maha Kaya dan tidak membutuhkan sepeser pun harta kita. Bahkan jika seluruh makhluk di muka bumi ini tidak bersedekah, maka Demi Allah, tidak akan mengurangi sedikit pun kekayaan yang Allah Subhanahu Wata’ala miliki.

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah jadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya, memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al-Hadiid: 7)

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa


Salaam!

Rachmah Dewi 

Senin, 11 Februari 2019

Pentingnya Pendidikan di Luar Sekolah akan Memunculkan Berkah dalam Setiap Langkah


Foto saya yang sampai sekarang masih terus menimba ilmu di luar sekolah, karena pendidikan di luar sekolah itu penting.


Ilustrasi Pendidikan di Luar Sekolah (Sumber gambar: http://portalkepri.com/)
Jika ada yang berpendapat kalau pendidikan itu hanya sebatas kegiatan belajar mengajar di bangku sekolah saja, maka pendapat ini saya akan katakan, SALAH BESAR! Kenapa? Sebelum saya jelaskan alasannya, pertama-tama terimakasih untuk para pembaca setia blog saya yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel-artikel di blog pribadi saya ini.

Berbicara tentang pendidikan, di era sekarang, kita sudah memasuki era yang dinamakan era digital. Di mana semua hal dapat dengan mudah diakses, diketahui, dan dijangkau dalam dunia digital. Oleh karena itu, perkembangan ilmu teknologi saat ini pula juga berkembang dengan pesat, yang artinya pendidikan di zaman sekarang mengalami banyak perubahan dengan segala dinamikanya. Jika di zaman kakek, nenek, ayah, atau ibu kita, mendapatkan Pendidikan, umumnya dan pentingnya hanya sebatas di bangku sekolah saja, tidak bisa disamakan dengan di era sekarang ini. karena di era sekarang ini, di mana kita sudah memasuki era VUCA, di mana penuh gejolak (Volatillity), tidak pasti (Uncertainty), rumit (Complexity), dan serba tidak jelas (Ambiguity) yang ditandai dengan perkembangan yang begitu cepat di segala aspek yang tentunya sebagai generasi di zaman now, ilmu yang harus kita punyai dan kuasai juga harus meningkat, karena jika ilmu kita hanya sebatas ilmu yang ada di bangku sekolah saja, maka kita akan terlindas oleh zaman.

Untuk itulah, mengikuti pendidikan di luar sekolah itu sangat penting dilakukan karena sebagai manusia, selalu meng-upgrade ilmu pengetahuan agar selalu up-date dengan perkembangan zaman dan kita tidak dikucilkan dalam pergaulan di lingkungan masyarakat. Contohnya saja, dengan kemajuan ilmu teknologi kita bisa melihat di sekitar kita perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam segi pendidikan, gaya hidup, transportasi, dan lain sebagainya. Dalam segi pendidikan, saat ini mencari ilmu tak hanya bisa dilakukan hanya di dalam kelas saja pada saat kita datang ke sekolah, tapi lewat internet pun kita bisa mendapatkan ilmu. Pendidikan di luar sekolah di zaman now kini banyak ragamnya, bahkan ilmu-ilmu tentang pernikahan, mendidik anak, sekarang termasuk ke dalam pendidikan yang cukup penting selain pendidikan formal yang ada di bangku sekolah. Dan pada foto di atas, itu adalah foto saya saat menimba ilmu di sekolah pra-nikah, guna memperbanyak ilmu-ilmu terkait pernikahan, karena, menikah itu bukan hal main-main, tapi harus ada ilmunya! :)

Dari segi gaya hidup, jika kita pergi ke suatu tempat, kita tidak perlu repot membawa-bawa peta, cukup dengan memakai Google Maps saja, maka urusan untuk mengetahui alamat yang kita akan tuju jadi lebih mudah. Dari segi transportasi, dahulu kita hanya mengandalkan transportasi dengan menggunakan angkutan umum ataupun ojek pangkalan untuk pergi, sekarang, kita tidak perlu repot-repot lagi karena ada aplikasi ojek online yang bisa kita akses hanya lewat handphone yang kita miliki.

Lalu contohnya lagi adalah, jika di zaman dulu kita ingin menjual atau mempromosikan sebuah barang harus berpromosi secara langsung dari rumah ke rumah atau dengan memasang iklan di media cetak, di zaman now saat ini, kita tidak perlu repot-repot lagi, karena promosi menjadi lebih mudah hanya lewat platform sosial media. Balik lagi kepada bahasan artikel kali ini, “Pendidikan di luar sekolah, penting gak sih?” Jelas, sangat-sangat penting menurut saya, karena semakin kompleksnya perkembangan zaman, maka disiplin ilmu yang harus kita kuasai pun juga harus bertambah. Seperti contohnya, ilmu digital marketing dan ilmu design grafis. Di mana kedua disiplin ilmu ini, tidak begitu mendalam diajarkan di bangku sekolah, atau bahkan tidak diajarkan sama sekali di bangku sekolah. Karena umumnya, ketika di bangku sekolah hanya mengajarkan disiplin ilmu yang umum-umum saja, seperti: ilmu komputer, ilmu kesenian, ilmu sosial, dan lain sebagainya.

Menurut saya di era digital ini, di mana zaman sekarang teknologi berkembang dengan sangat cepat, mempelajari ilmu tentang digital marketing dan ilmu design grafis sangat diperlukan untuk menunjang lahirnya wirausaha-wirausaha muda di zaman now ini. lihatlah di sekitar kita, zaman sekarang, penjual mempromosikan barang dagangannya lewat sosial media, karena di zaman sekarang, semua orang sebagain besar punya dan pakai telepon pintar (smartphone) yang bukan hanya untuk sekadar gaya tapi karena kebutuhan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Dan kita bisa melihat pula bahwa, berbisnis online saat ini termasuk kategori bisnis yang menjanjikan, karena selama ada sosial media, maka bisnis atau produk yang kita pasarkan akan lebih mudah diakses ke semua orang bahkan ke seluruh dunia. Menarik bukan?

Lalu, kalau kita mau berbisnis online dan kita tidak punya ilmu terkait berbisnis online tersebut seperti ilmu digital marketing dan ilmu desain grafis sementara pesaing di dunia bisnis online saat ini sangat banyak sekali, apakah bisnis online kita tersebut akan maju? Akan sukses? Akan banyak pembeli? Ayo, coba tanyakan ke diri masing-masing ya! Hehe.
Berikut ini beberapa alasan, mengapa kamu harus menguasai ilmu untuk berbisnis online, khususnya ilmu tentang digital marketing, yakni sebagai berikut:

1. Di "Zaman Now," Konsumen Mencari Info lewat Internet
Masyarakat di era modern saat ini, selalu melakukan pencarian melalui Google mengenai informasi dan ulasan produk tertentu sebelum memutuskan melakukan pembelian. Dengan memasukkan kata kunci, konsumen dapat memperoleh ribuan hasil pencarian seputar produk yang dicari. 

Sumber gambar: https://pagedesignpro

2. Digital Marketing Lebih Hemat Biaya
Berdasarkan survei yang dilakukan sejumlah pakar digital marketingcontent marketing lebih hemat biaya sebanyak tiga kali lipat dibanding metode marketing tradisional. Kemudian Keunggulan digital marketing tidak berhenti sampai di situ. Banyak pebisnis yang menganggap penerapan digital marketing dapat menghasilkan ROI (Return on Investment) yang lebih menarik dibanding metode marketing konvensional.
Ilustrasi: Sriwijayapost

3. Digital Marketing Membantu Bisnis Mengikuti Tren yang Ada
Tren di era digital terus-menerus berkembang dalam waktu yang relatif singkat. Bisnis pun harus mengikut tren agar dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Tren tersebut dapat berupa penggunaan aplikasi teknologi terbaru, jargon, atau fenomena budaya populer yang banyak dibicarakan masyarakat
Sumber gambar: https://kanefood.com

***
Mungkin muncul dalam benak kita, memang ada tempat untuk belajar ilmu digital marketing dan ilmu tentang desain grafis? Tentu saja ada! Di mana kira-kira tempat belajarnya? Baik, saya akan memberikan informasinya kepada para pembaca sekalian. Tempat belajarnya adalah di DUMET School adalah lembaga kursus yang bergerak di bidang pendidikan khususnya kursus website, digital marketing, dan desain grafis. Sampai saat ini DUMET School sudah memiliki lulusan lebih dari 8000 orang dari berbagai status dan profesi mulai dari pelajar sekolah, mahasiswa, guru, dosen, staff profesional, freelancer, dll. Mereka tidak hanya yang tinggal di Jakarta saja namun banyak juga yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. DUMET School membuka cabang pertamanya pada tahun 2013. Sampai dengan tahun 2018 ini, DUMET School memiliki 5 cabang yang berlokasi di Kelapa Gading, Grogol, Tebet, Srengseng, dan Depok.
Visi dari DUMET School adalah Memberikan dampak positif dalam hidup orang banyak lewat Teknologi Informasi. Bisa membantu dalam membentuk SDM yang ahli dalam IT. Mewujudkan sistem pendidikan di Indonesia dan Dunia yang berkualitas pada bidang Teknologi Informasi dan misi dari DUMET School adalah Membangun sistem pembelajaran IT yang mudah di terapkan. Mengembangkan metode dan materi belajar yang efektif dan efisien. Harus selalu menjadi yang terdepan dan No. 1. Dan saat ini di DUMET School membuka program kursus yaitu: Web Master, Graphic Design, Digital Marketing, Web Programming, Web Design, Design for Kids, Coding for Kids, Motion Graphic, Mobile Apps.
Halaman depan dari website DUMET School (Sumber gambar: website DUMET School)
Jadi masih ada yang bilang Pendidikan di luar sekolah itu nggak penting? Wah hati-hati, tandanya kamu itu generasi zaman now yang enggak wow! Hehe. Karena pentingnya pendidikan di luar sekolah akan memunculkan berkah di setiap langkah.

Salaam!

Rachmah Dewi Marsaid


Sabtu, 19 Januari 2019

Rindu Baitullah Menikam Ulu Hati [Books Review]



Aku kira setelah bertemu, rasa kangenku hilang dan terobati. 
Nyatanya, setelah bertemu justru kangenku semakin membuncah, rinduku yang semakin menggebu-gebu, laksana orang yang baru saja ditinggal kekasihnya, aku sedih, galau, gundah,  entah bagaimana melukiskan perasaan sedih berbalut rindu ini ketika mengucapkan salam perpisahan untukmu, Makkah Almukarramah dan Madinah Almunawwarah... -Rachmah Dewi-


Sudah sebulan lebih aku meninggalkan Tanah Suci Mekkah dan Madinah pasca aku menunaikan ibadah Umrah, tanggal 24 November 2018 silam. Jika ditanya apa perasaanku setelah berpisah dari Tanah Suci, maka poin pertama yang aku katakan adalah "Sedih dan Rindu." Ini bukanlah sesuatu yang lebay kalau kamu mau tahu. karena memang itulah perasaanku yang sebenar-benarnya ketika harus meninggalkan dua kota suci dambaan semua kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia, Mekkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah.

Apa yang membuatku rindu Tanah Suci? Banyak. Banyak sekali. Salah satunya adalah mendengar lantunan suara adzan yang merdu menggema dari Masjidil Haram di Mekkah dan dari Masjid Nabawi di Madinah. Suara adzan yang merdunya tidak ada yang bisa menandingi. Aku rindu berlama-lama berdoa dan bersujud di depan Kakbah. Aku rindu berdoa di Raudhah, Masjid Nabawi. Aku Rindu melihat gagahnya serta kharismanya Kakbah yang tidak akan pernah tertandingi, aku rindu teduhnya dan wanginya kota Madinah. Ya Allah undang aku kembali ke Tanah Suci-Mu. Dan terimakasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan sehingga ku menjadi orang yang terpilih menjadi tamu-Mu berkunjung ke Baitullah.

***

Sebulan setelah aku balik dari Tanah Suci, aku membeli sebuah buku yang dari judulnya saja sudah membuat aku sedih dan rindu, buku yang berjudul "Rindu Baitullah Menikam Ulu Hati" yang ditulis oleh sastrawan dan wartawan asal Ranah Minang, Khairul Jasmi. Aku mau memberikan review tehadap buku ini ya, karena ini akan jadi salah satu rekomendasi buku dari ku di tahun 2019!

Oke, dari judulnya saja sudah membuat haru, bukan? Ya, apalagi isinya! Ini benar-benar honest review dari aku, bukan karena aku diminta promosi, atau diberikan bayaran untuk review buku ini, tapi ini memang murni, jujur dari aku bahwa buku ini benar-benar bagus.


Buku setebal 284 halaman ini dan diterbitkan oleh Penerbit Republika, memang sukses membuat air mataku tumpah tanpa dikomandoi. Deras sederas-derasnya tatkala membaca lembar demi lembar halaman buku ini. Karena mungkin juga kondisi aku yang baru saja pulang dari Tanah Suci, seolah menyatu dalam jiwa ragaku ketika membaca buku ini. Tapi, terlepas dari itu semua, Bapak Khairul Jasmi memang gaya penulisannya bagus, bahkan sangat sangat bagus. "The Real Sastrawan dan Wartawan" menurutku. Bagaimana tidak, kata demi kata tersampaikan dengan baik dalam buku ini, diksi yang sangat sangat pas dan enak untuk dibaca. Aku yang juga berprofesi sebagai penulis saja belum tentu bisa menulis dengan gaya bahasa seperti beliau. Hanyut aku dibuatnya tatkala membaca lembar demi lembar dari buku ini. Terimakasih Bapak Khairul Jasmi, buku seperti ini yang aku cari untuk menjadi konsumsi bagi jiwa dan raga.

Apa yang Akan Ditemukan dalam Buku Ini?

Gaya bahasa sastrawan sangat kental dalam buku ini. Bapak Khairul memang hebat, membuat pembacanya tidak bosan untuk terus membaca lembar demi lembar tulisan yang beliau buat. Buku ini memang menceritakan pengalaman beliau sewaktu pergi haji ke Tanah Suci Juli 2018 silam. Meskipun terlihat seperti reportase ala wartawan, tapi menurutku penyajian buku ini berbeda. Di sana, gaya penulisan deskriptif terasa kental sekali. Kita---para pembaca yang hanya membaca dari rumah atau dari mana saja, akan merasa berada di Tanah Suci mengikuti perjalanan beliau, seolah kita berada di sebelah beliau. Tak semua orang bisa menulis dengan gaya seperti ini, ada tapi tak banyak. Dan Bapak Khairul Jasmi adalah salah satunya. Setelah baca buku ini, saya benar-benar jadi nge-fans sama Bapak! Cerita beliau tentang Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Kakbah, Arafah, Mina, bahkan sejarah-sejarah islam lainnya tertuang dengan sangat baik di sini. MasyaAllah Tabarakallah untuk Bapak Khairul, InsyaAllah, kelak ini akan menjadi amal jariyah untukmu ya Pak karena buku ini benar-benar bermanfaat sekali, khususnya bagi mereka yang ingin naik haji. Jangan takut bosan membaca buku setebal 284 halaman seperti ini, karena dilengkapi oleh foto-fotonya juga di dalamya, walaupun foto-fotonya hitam putih, buatku tidak masalah dan tidak mengurangi esensi foto-foto keren dari Tanah Suci.

***

Berikut aku lampirkan foto dari beberapa halaman dalam buku ini, ini salah satu contohnya yang menguras air mataku, puisi tentang Arafah:


Gimana, buat baper? InsyaAllah Baper yang positif kan? Yang bisa membuat kita introspeksi diri, membuat kita semakin semangat untuk berupaya pergi haji untuk menyempurnakan rukun islam yang ke-5 kita. InsyaAllah setelah membaca buku ini, akan semakin mempunyai semangat yang menggebu-gebu untuk dapat pergi ke Tanah Suci. doakan aku juga yang saat ini tengah mengupayakan untuk pergi haji, InsyaAllah dimampukan sama Allah baik dari segi fisik, hati, dan finansial.

"Rindu Baitullah Menikam Ulu Hati," ku tidak pernah salah dalam membeli buku. Aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kamu beli dan baca. Ingat, jangan pernah beli buku bajakan ya! apalagi baca buku yang hanya dalam bentuk PDF bajakan. IT'S BIG NO! Mari hargai karya dari para penulis Indonesia. 

Sekian review singkatku dari buku ini, semoga bermanfaat untuk para pembaca! yang mau temenan sama aku di instagram boleh lho. Feel free to ask me at Instagram, follow ya! (@rachmah_dewi) Terimakasih.


Salam Hangat.

Rachmah Dewi | @rachmah_dewi